Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker. Untuk mengobati kanker dapat melalui:
1. Pembedahan atau operasi (mengangkat kanker secara keseluruhan karena kanker hanya dapat sembuh kalau belum dapat menjalar ketempat lain)
2. Kemoterapi atau obat-obatan (pengoatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker)
3. Radioterapi atau penggunaan sinar radiasi. 

Namun dalam proses penyembuhan kemoterapi tidak hanya memberikan dampak yang baik tapi juga menimbulkan Efek Samping (dampak negatif).

Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah:
 
 1. Lemas 
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga akhir pengobatan.
 
 2. Mual dan Muntah 
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan sebelum/selama/sesudah pengobatan kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.
 
 3. Gangguan pencernaan 
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.
 Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang hilang. 
Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan
 
 4. Sariawan 
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi
 
 5. Rambut Rontok 
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
 
 6. Otot dan Saraf 
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
 
7. Radikal Bebas

Penggunaan obat-obatan kemoterapi dan obat-obatan penunjang lainnya menyebabkan terbentuknya radikal bebas dalam tubuh yang dapat memicu terbentuknya kembali sel-sel kanker yang baru.


8. Efek Pada Darah 
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali normal. 

Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan: 

a. Mudah terkena infeksi 
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.

b. Perdarahan 
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.
 
c. Anemia 
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
 
9. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna 
Lebih sensitive terhadap matahari. 
Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang. 
 
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan jenis kemoterapi yang diberikan adalah: 
· Biaya atau harga dari kemoterapi tersebut. 
· Fasilitas yang memadai; kemungkinan untuk kontrol dan pengawasan. 
· Protokol kemoterapi. 
· Keadaan umum tubuh dan adanya penyakit atau kelemahan lain yang menyertai.
  
Syarat seseorang mendapat kemoterapi: 
· Fungsi organ baik.
· Jenis sel darah merah dan darah putih cukup. 
· Tidak demam. 
· Tidak perdarahan.  
· Dapat melakukan kegiatan sehari-hari sendiri (sehat)

Solusi agar terbebas dari bahaya Efek Samping Kemoterpi yaitu dengan pengobatan menggunakan Transfer Factor terlebih khusus dengan  4Life Transfer Factor Riovida ®  Tri-Factor™ formula karena mengandung senyawa antioksidan yang tinggi yang dapat mengalahkan radikal bebas yang menyerang tubuh setelah kemoterapi.





Manfaat Pengobatan Dengan Transfer Factor :
1. Tidak ada Efek Samping (bayi berusia kurang dari 1 tahun dapat mengkonsumsinya).
2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh hingga 283% dari normal sehingga sel Imun mampu membunuh sel-sel kanker dengan cepat.
3. Tidak ada jaringan tubuh (sel-sel disekitar kanker) yang sehat ikut rusak pada waktu pengobatan.
4. Mampu memulihkan kondisi tubuh dengan cepat setelah dilakukan Kemoterapi.
5. Dapat dilakukan bersamaan pada masa Kemoterapi (dapat mencegah timbulnya Efek Samping akibat kemoterapi).
6. Tidak ada syarat khusus untuk mengkonsumsi  Transfer Factor.